Minggu, 30 November 2014

Celotehku #7 (Awal dan Perjalanan)

Dimalam yang dingin beratapkan langit yang menitikkan airnya, aku terbaring di atas ranjangku setelah sedari pagi hingga senja aku dan teman-temanku berpetualang menuju sebuah karya alam ciptaan sang Dalang, Air Terjun Sami Galuh. Cukup melelahkan memang, tapi disana aku bisa merasakan beban yang dilimpahkan kepadaku semalam menjadi sedikit lebih ringan karena melihat kebahagiaan, kekompakan teman-temanku. Meski seluruh tubuh ini basah terguyur terpaan air terjun dan rintik hujan, namun semangat dan kebersamaan kami selalu menghangatkan. Selain itu juga aku pertama kalinya bersujud dan beribadah di bawah langit langsung dan bersajadahkan rumpun dan dedaunan semakin melengkapi warna hari ini. Semoga ini bisa menjadi awal perjalanan dan perjuangan kami untuk mengawal keluarga ini. Entah kata apa lagi yang bisa terucap. Mungkin hanya terima kasih dan mohon do'a agar kami selalu diberi kekuatan serta petunjuk untuk menjalaninya.
 ..... We are A TEAM !   

Minggu, 16 November 2014

Celotehku #6 (urusan)

Terduduk di sudut ruang sempit ini, bertemankan rintik hujan yang membasahi taman. Setelah beberapa hari ini berjibaku dengan waktu dan keberlangsungan suatu acara, dan akhirnya acara itu berhasil terlewati meski kinerjaku masih banyak kekurangan. Setelah melewati hari itu, aku masih tetap berjibaku dengan waktu dan setumpuk kertas yang harus ku goreskan dengan pena untuk meraih yang mereka bilang nilai. Dari apa yang sudah ku alami ini, aku teringat apa yang sudah difirmankanNya pada hambaNya.
Dalam sebuah kesulitan ada dua kemudahan
Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
Mungkin karena alasan dari firmanNya itulah aku menulis celotehku ini. Selain itu juga aku teringat serangkaian kata sederhana yang pernah diucapkan salah seorang sahabatku.
Seberat apapun hari yang kamu jalani, itu semua pasti berlalu
ya sekian dulu yang mungkin bisa disampaikan.

Rabu, 12 November 2014

Celotehku #5 (Tapi Aku)

Awan mendung bergelayut dibawah langit siang ini, terasa seakan suasana sendu
Dibawah beban ini aku melangkah dengan keraguan.
Kamu bilang aku mampu, tapi aku dirundung ragu
Dia bilang aku bisa, tapi aku tak merasa
Kalian bilang aku kuat, tapi aku seakan tsekarat
Mereka bilang aku amanah, tapi aku mudah lelah.
Dengan apa kamu, dia, kalian, dan mereka melihatku?


Sabtu, 08 November 2014

Celotehku #4 (Entah)

Malam ini terasa lebih dingin dari biasanya, entah kenapa. Meski tengah dalam dekapan kehangatan tungku kecil yang penuh bara, seolah berkata kepadaku bahwa aku kuat melewati dinginnya malam ini. Tak banyak yang bisa aku ungkapkan malam ini, hanya entah dan entah,, diam dan menghela nafas panjang.
Terima kasih teruntuk kalian yang menjadi bara untuk mengurangi dinginnya hati ini.
Selamat malam...

Jumat, 07 November 2014

Celotehku #3 (Syukur)

Dalam kesunyian malam ini, entah aku ingin merangkai kata apa selain kata syukur. Syukur merupakan kata serapan dari bahasa Arab, asy-syukru. Syukur sendiri sudah diajarkan kepada manusia sejak kecil, apapun keyakinan dan budayanya. Bentuk syukur sendiri bisa dibuktikan dengan ucapan, perbuatan, upacara adat, dan semacamnya.
Ya itu tadi hanya intermezzo saja, beberapa hari ini banyak yang telah kupelajari dalam pengamatan, perbincangan, dan senda gurauku yang menuntunku untuk semakin banyak bersyukur. Bersyukur untuk kesempatan bertemu orang-orang yang hebat, yang menemani langkah gontaiku. Bersyukur bisa berbagi dalam kekuranganku. Bersyukur diberi kesempatan untuk aku berkembang. Bersyukur karena ada yang menerima kekurangan dan keterbatasanku.

Satu point penting yang aku dapat simpulkan malam ini "bentuk syukur yang indah adalah ketika bisa berbagi kebahagiaan "

Selamat rehat...

Kamis, 06 November 2014

Celotehku #2 (Rasa)

Malam ini aku akan berceloteh tentang "Rasa", ya rasa - pe"rasa"an, sembari diiringi lagu "Lubang di Hati" karya band asal kota pelajar ini, Letto. Entah beberapa hari ini ada sesuatu yang terlintas dan mungkin sekedar mengetuk relung ini. Apakah ini yang disebut rasa? atau prasangka yang berlebihan? Masih berat bagiku untuk mengerti, memahami, merasakan, dan memaknai rasa itu. Rasa yang belum sanggup ku artikan. Mungkin karena terlalu takut jika melukainya, atau lemahnya kepekaanku. Ahh, hanya Tuhan yang lebih mengerti. Semoga Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk rasa yang telah diberikanNya.
Sebelum kututup celotehan sampahku ini, sekadar berbagi kata.
Rahwana: "Tuhan, jika cintaku pada Sinta terlarang, kenapa kau bangun megah perasaan ini dalam sukmaku?" -Sudjiwo Tedjo
Selamat malam...

Rabu, 05 November 2014

Celotehku #1 (leader)

Selamat malam teman-temin.
Malam ini aku nulis tentang pencarianku tentang "leader", ya leader = pemimpin. Beberapa minggu ini kata itu selalu terlintas dan terngiang di kepalaku. Apakah ini suatu pertanda? *pertanda apaan sih?hehehe. Entah apapun itu aku merasa masih belum mampu menjamah inti dari kata itu.
Sedikit petuah dari Guru kami, yang diceritakan oleh teman dan kakak tingkatku,
"Seorang pemimpin yang baik harus memiliki  4 jiwa. Jiwa ayah (orang tua), jiwa guru, jiwa militer, dan jiwa hakim."
Tak banyak seorang yang memiliki kesemua jiwa itu, tapi jika terus diasah jiwa itu akan muncul dengan sendirinya.
Okay, mungkin sekian dulu celotehanku yang tak begitu penting malam ini. Semoga kita semua diberi yang terbaik.
Selamat beristirahat.